Sukses

Suramadu Hubungkan Surabaya Madura

Struktur jembatan Suramadu diperkirakan mampu bertahan melawan angin 360 kilometer per jam dan tahan gempa. Jembatan bisa tetap bertahan meski terjadi kemacetan panjang hingga seluruh panjang jembatan padat oleh kendaraan roda empat.

Liputan6.com, Surabaya: Jembatan Surabaya-Madura atau Suramadu telah menorehkan sejarah. Jembatan ini menjadi kebanggaan rakyat Indonesia karena menjadi jembatan terpanjang di Asia Tenggara membentang lebih dari 5,4 kilometer di atas Selat Madura menghubungkan Surabaya di Pulau Jawa dengan Bangkalan di Pulau Madura.

Membangun struktur sebesar itu tentu bukan hal sepele. Berbagai gejala alam termasuk kondisi geologis di Selat Madura harus dipertimbangkan. Yang jelas jembatan Suramadu telah melalui rangkaian pengujian fisik. Struktur Suramadu diperkirakan mampu bertahan melawan angin 360 kilometer per jam dan mampu menahan gempa sekuat yang pernah terjadi sebelumnya. Selain mampu bertahan terhadap aneka jenis gejala alam, struktur Suramadu juga dirancang mampu menahan beban fungsinya. Jembatan bisa tetap bertahan meskipun terjadi kemacetan panjang hingga seluruh panjang jembatan padat oleh kendaraan roda empat.

Ahli konstruksi di luar tim pembangun jembatan sejauh ini menyatakan jembatan Suramadu dibangun dengan cukup baik. Dengan perawatan normal, jembatan ini dirancang untuk bertahan setidaknya selama 100 tahun. Tentu itu waktu yang layak dicapai untuk proyek raksasa senilai Rp 5 triliun ini.

Lokasi jembatan dipilih dengan cermat. Semula ada empat lokasi potensial. Namun akhirnya terpilih jalur antara Tambak Wedi, Surabaya dan Desa Sukolilo Barat, Bangkalan, karena lalu lintas kapal relatif sepi jauh dari lintasan feri. Kedalaman laut rata-rata lintasan ini 17 meter, paling dangkal dibanding jalur-jalur lain. Kedua ujung jalur juga relatif datar. Jembatan di jalur ini mudah terhubung dengan rencana jaringan jalan tol di sekitar Surabaya.

Pembangunan jembatan ini tidak terlepas dari pro dan kontra. Walau banyak yang menyambut gembira, tetap ada warga yang melihat kehadiran jembatan Suramadu dengan cemas. Terutama para pedagang dan pengusaha kecil di sekitar pelabuhan Ujung, Surabaya dan Pelabuhan Kamal, Madura yang menggantungkan usaha dari lalu lintas penyeberangan feri. Operator penyeberangan feri juga khawatir. Terlebih bila tarif penyeberangan jembatan Suramadu jauh lebih murah daripada tarif penyeberangan feri.

Tarif penyeberangan feri untuk mobil saat ini Rp 65 ribu. Padahal direncanakan tarif penyeberangan Suramadu untuk mobil hanya Rp 35 ribu. Kekhawatiran sebagian warga tentu beralasan. Walau pemerintah menegaskan proyek Suramadu diharap akan meningkatkan taraf hidup sebagian besar anggota masyarakat. Waktulah yang akan menentukan apakah proyek raksasa ini memang akan memberikan manfaat raksasa untuk rakyat Indonesia. Untuk selengkapnya saksikan dalam video Eksis edisi Rabu, 10 Juni 2009.(YNI/VIN)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini